Definisi Darah Haid Bergumpal Gumpal
Kondisi darah menstruasi
yang lebih pekat dan kadang bergumpal menimbulkan banyak pertanyaan bagi kaum
wanita, apakah hal itu normal ataukah berbahaya.Meskipun intensitasnya tidak
sering, namun tetap saja hal itu memunculkan kekhawatiran akan adanya masalah
tertentu yang berhubungan dengan siklus menstruasi dan organ
reproduksi.Pada dasarnya, darah menstruasi memang bisa mengalami perubahan
warna yang lebih pekat dan bahkan menyerupai gumpalan, baik yang berwarna merah
maupun yang menghitam. Selain kelainan darah yang kental, ada juga
kelainan darah haid sedikit, dan juga
darah haid berlangsung lama. Bagaimanakah hal
itu bisa terjadi? Berikut ini akan kami jelaskan mengapa darah haid kental dan menggumpal.
Tubuh akan mengeluarkan zat
pencegah pembekuan darah atau yang dikenal dengan istilah antikoagulan untuk
menjaga agar darah menstruasi encer dan tidak menggumpal ketika dikeluarkan.Ada
kalanya volume darah menstruasi yang dikeluarkan cukup banyak dalam waktu yang
relatif singkat sehingga zat ini tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan
fungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya darah menstruasi yang keluar
cenderung menghitam, pekat dan menyerupai gumpalan-gumpalan.Mengenai warna
darah menstruasi yang berubah warna menjadi lebih hitam atau coklat gelap juga
masih terbilang normal, terutama menjelang akhir masa menstruasi.
Penyebab Darah Haid Bergumpal Gumpal
Darah menstruasi yang menggumpal dan terlihat lebih banyak,
bisa dialami perempuan di hari-hari awal menstruasinya. Dalam kondisi normal,
hal tersebut adalah bagian selaput dinding rahim bagian dalam yang luruh. Sehingga tak perlu panik
menghadapinya. Tetapi jika gumpalan darah tersebut terjadi selama menstruasi, dengan darah yang relatif banyak, maka terkategori
tidak normal. Kondisi ini disebabkan oleh:
- Fibroid. Perdarahan menggumpal dan banyak, dapat
mengindikasikan adanya fibroid di
dalam rahim. Perlu diwaspadai denagn cermat, karena kondisi fibroid ini
tidak disertai nyeri sehingga tidak terdeteksi di tahap dini.
- Keguguran. Perdarahan menstruasi yang terlihat menggumpal bisa
mengindikasikan terjadinya peluruhan janin, jika sebelumnya telah terjadi pembuahan. Selain darah yang menggumpal, kondisi ini
ditandai warna darah keabu-abuan hingga merah hati.
- Mioma uteri. Mioma atau tumor jinak
yang ada di uterus akan
memperluas permukaan endometrium. Hal ini menimbulkan rasa nyeri saat menstruasi dan membuat darah yang keluar lebih
banyak dan bergumpal.
- Adenomiosis. Adenomiosis adalah gangguan pada otot rahim berupa membesarnya rahim dan mengganggu kontraksiotot rahim sehingga darah mensturasi keluar menggumpal
dan sangat banyak.
Masalah dan Gangguan Saat Haid
Amenorea
Amenorea adalah keadaaan
tidak terjadinya haid pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada
masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Amenorea
sendiri terbagi dua, yaitu:
·
Amenorea
primer, yaitu keadaan tidak terjadinya haid pada wanita usia 16 tahun.
·
Amenorea
sekunder, yaitu tidak terjadinya haid selama 3 siklus (pada
kasus oligomenorea/jumlah darah haid sedikit), atau 6 siklus setelah sebelumnya
mendapatkan siklus haid biasa.
Oligomenore
Oligomenorea merupakan
suatu keadaan dimana siklus haid memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah
perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami haid
yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus haid
berlangsung lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea
sekunder.Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan
hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut
menyebabkan lamanya siklus haid normal menjadi memanjang, sehingga haid menjadi
lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama
setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause.
Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang
terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan
ovarium pada awal terjadinya haid pertama dan menjelang terjadinya menopause,
sehingga timbul gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh
Polimenorea
Ketika seorang wanita mengalami siklus haid
yang lebih sering (siklus haid yang lebih singkat dari 21 hari), hal ini
dikenal dengan istilah polimenorea. Wanita dengan polimenorea akan mengalami
haid hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan
jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia merupakan suatu
perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia,
haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih
sedikit.Timbulnya haid yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan
kekhawatiran pada wanita yang mengalaminya. Polimenorea dapat terjadi akibat
adanya ketidakseimbangan sistem hormonal pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium.Ketidakseimbangan hormon tersebut dapat
mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau
memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu siklus haid normal
sehingga didapatkan haid yang lebih sering.