Definisi
Tanda Dan Penyebab Hiperandrogen Pada
Wanita
ketidakhadiran menstruasi ini bukan sesuatu yang
normal, semisal pertanda menopause pada dirinya. Ada sejumlah pertanda
mengkhawatirkan yang muncul mengiringi terhentinya siklus kesuburan Wanti.Ciri kewanitaan perlahan lenyap.
Lekuk tubuhnya telah berubah menjadi badan yang tegap kekar. Jerawat membandel
berjejal di wajah penderita hipeandrogen itu. seluruh wajah juga ditumbuhi rambut yang tak bisa dikatakan samar. Kumis dan cambang menodai
wajah wanita yang telah tujuh tahun menikah ini.
Gejala
Hiperandrogen
Biasanya gejala-gejala Hiperandrogen akan semakin jelas
terlihat ketika wanita memasuki usia 16 sampai 24 tahun. Beberapa gejala-gejala
umum Hiperandrogen adalah:
- Pertumbuhan rambut yang berlebihan, biasanya di punggung,
bokong, wajah, atau dada.
- Kulit berminyak atau berjerawat.
- Depresi.
- Kesulitan untuk hamil.
- Rambut kepala rontok atau menipis.
- Berat badan bertambah.
- Menstruasi tidak teratur.
Dalam setahun frekuensi
menstruasi lebih sedikit, atau jumlah darah yang dikeluarkan saat menstruasi
lebih banyak.
Berkonsultasilah dengan dokter jika mengalami beberapa gejala
tersebut, untuk mengetahui penyebabnya.
Penyebab
dan Faktor Risiko Hiperandrogen
Hiperandrogen jelas sangat mengganggu
kehidupan. Apa penyebabnya? ”Bisa jadi karena kelebihan sekresi hormon
androgen, hormon khas pria,” ungkap Frizar. Hormon androgen dihasilkan oleh
ovarium alias indung telur dan kelenjar suprarenal di ginjal. Dalam kadar
normal, hormon androgen berperan mengatur proses pembentukan estrogen alias
hormon reproduksi perempuan. Hormon androgen juga membantu mempertahankan
gairah seks (libido) serta rasa nyaman.
Ada kalanya, bukan produksi hormon androgen
yang menjadi penyebab. Hiperandrogen bisa saja terjadi lantaran lemahnya
protein pengikat hormon. ”Akibatnya, hormon androgen lolos ke peredaran darah,”
konsultan fertilitas dan endokrinologi reproduksi ini. Hiperandrogen pun dapat
tercetus akibat peningkatan aktivitas enzim 5 alfa-reductase di target organ.
Sensitivitas organ dalam mengikat hormon androgen juga berpengaruh. ”Penyebab
lainnya, pemberian hormon androgen dari luar tubuh.”
Gaya hidup disinyalir berperan pula dalam
kasus hiperandrogen pada wanita. Kurang gerak, banyak makan, dan stres dapat
menghasilkan timbunan lemak di tubuh. ”Keberadaan tumpukan lemak akan
meningkatkan produksi hormon estrogen yang bisa mengganggu haid. Nah, saat haid
terganggu dalam waktu yang lama, keseimbangan hormon ikut terusik. Hormon
androgen lantas membludak,” urai Frizar yang membantu Wanti mendapatkan kembali
siklus haid dan ciri kewanitaannya dalam waktu kurang dari setahun.
Diagnosis
PCOS
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi
penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh
pasien. Untuk mendiagnosis PCOS, dokter akan melakukan beberapa hal berikut:
§
Pemeriksaan fisik.
Dokter akan mencatat
beberapa informasi penting tentang tubuh penderita seperti tinggi badan, berat
badan, tekanan darah, keadaan kulit, menghitung indeks massa tubuh, memeriksa
payudara, perut, dan kelenjar tiroid. Dokter juga akan memeriksa organ
reproduksi wanita.
§
Tes darah
Penderita akan diminta
untuk menjalani tes darah untuk mengukur kadar hormon, kadar gula darah dan
tingkat kolesterol.
§
Tes ultrasound
Tes ini akan
memperlihatkan jumlah kista dalam ovarium dan ketebalan dinding uterus.
Pengobatan
PCOS
PCOS tidak bisa disembuhkan, namun gejala-gejalanya dapat
dikendalikan. Opsi-opsi penanganan yang bisa ditempuh oleh penderita PCOS
adalah:
§
Mengubah gaya hidup
Penderita PCOS yang
obesitas, bisa mulai untuk menurunkan berat badan. Lalu penderita PCOS perokok
disarankan untuk berhenti, sebab wanita perokok punya kadar hormon androgen
lebih tinggi dibanding wanita non-perokok.
§
Pembedahan
Pembedahan
kecil yang disebut Laparoscopic Ovarian Drilling (LOD)
menjadi opsi untuk menangani masalah kesuburan yang disebabkan PCOS.
§ Terapi hormon
bisa
dilakukan bagi penderita PCOS yang tidak ingin merencanakan kehamilan. Terapi
ini bisa menormalkan siklus menstruasi, mencegah kanker uterus, pertumbuhan
rambut yang berlebihan, munculnya jerawat, dan rontoknya rambut kepala.