Definisi Fungsi
Hormon LH dan FSH Pada Wanita
Luteinizing
Hormone (Hormon LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) merupakan
hormor-hormon gonadotropin yang dihasilkan oleh Gonadotrophin Releasing
Hormone (GnRH) di hipotalamus. Kedua hormon tersebut adalah hormon
pada proses reproduksi manusia baik pada pria dan
wanita selain hormon esterogen, dan progresteron. Proses terjadinya kedua
hormon tersebut adalah GnRH dikeluarkan oleh hipotalamus dengan
proses sekresi melalui aliranportal hipothalamohipofisial yang terjadi setiap
90 hingga 120 menit. Setibanya di hipofise anteriar, GnRH akan melakukan
pengikatan terhadap sel gonadotrop serta melakukan perangsangan terhadap
pengeluaran LH dan FSH.
Lutheinizing
Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) juga sering disebut dengan
gonadotrophin. Hal tersebut disebabakan karena kedua hormon memiliki pengaruh
yang sangat kuat terhadap gonad, yaitu testis pada laki-laki dan indung telur pada
perempuan. Kedua hormon tersebut merupakan glikoprotein yang terdiri dari
2 subunit, yaitu Subunit Alpha yang identik di semua tiga jenis hormon
hipofisis anterior serta Subunit Betha
Luteinizing
Hormone (LH)
Lutheinizing
Hormone (LH) sering dikenal dengan nama lutropin atau luthophin yang
merupakan salah satu hormon yang dihasilkan oleh sel-sel gonadotropic di bagian
kelenjar hipofisis anterior. Pada pria, hormon LH dikenal dengan
ICSH (Interestial Cell Stimulating Hormone) .
Hormon
ini dapat merangsang sekresi steroid seks dari gonad, dimana pada testis pria
hormon ini berikatan dengan reseptor yang terdapat pada sel-sel leydic
untuk merangsang sintesis dan sekresi hormon testosteron. Sedangkan pada
ovarium, hormon ini dapat menyebabkan ovulasi serta pengembangan korpus
luteum apabila terjadi kenaikan akut atau yang dikenal dengan Surge LH.
Follicle
Stimulating Hormone (FSH)
Follicle
Stimulating Hormone (FSH) juga merupakan hormon yang diproduksi oleh sel-sel
basal hipofisis anterior sebagai respon terhadap Gonadotrophin Releasing
Hormone (GnRH) yang diproduksi di hipotalamus. Pada wanita, hormon ini memiliki
jumlah yang bervariasi selama siklus menstruasi berlangsung, dan jumlah
tertinggi dari hormon ini akan terjadi tepat sebelum ovulasi (pelepasan
telur). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa pada wanita, hormon FSH berfungsi
untuk membantu mengontrol siklus menstruasi serta produksi telur yang dilakukan
oleh indung telur. Sedangkan pada pria, hormon ini memiliki jumlah yang tetap
konstan dan berfungsi untuk membantu mengontrol jumlah produksi sperma. Jadi
tingkat hormon FSH dapat membantu menentukan apakah organ intim laki-laki dan
perempuan (testis dan ovarium) berfungsi dengan baik ataukah tidak.
Kita
sudah tahu bahwa LH dan FSH merupakan hormon yang sangat memengaruhi tingkat
reproduksi, baik pria maupun wanita, dimana kedua hormon tersebut hanya
memiliki efek fisiologis pada ovarium dan juga testis.
Berikut
ini terdapat penjelasan singkat terkait dengan Fungsi Hormon LH dan FSH Pada
Wanita :
1.
Mengontrol siklus menstruasi
Ketika
terjadi siklus menstruasi yang normal, di hari-hari pertama akan terjadi
peningkatan konsentrasi LH dan FSH, dimana kadar FSH akan mengalami peningkatan
dengan lebih cepat jika dibandingkan dengan kadar LH. Kedua hormon tersebut
akan mencapai puncak pada fase folikular dan akan mengalami penurunan hingga
kadar terendah pada fase preovulasi. Dan pada fase ovulasi, kadar dari kedua
hormon tersebut akan mengalami peningkatan kembali hingga mencapai kadar
tertinggi. Kondisi tersebut terjadi karena adanya pengaruh dari peningkatan
hormon esterogen.
Dan
selain hormon FSH dan LH masih ada lagi hormon yang akan membantu mengontrol
siklus menstruasi yaitu sepertifungsi hormon testosteron.
2.
Mengontrol terjadinya ovulasi
Ovulasi
merupakan proses pelepasan telur yang dilakukan oleh indung telur. Selama masa
tersebut, Gonadotrophin Releasing Hormone (GnRH) akan melakukan perangsangan
Luteinizing Hormone (LH) dan Follide Stimulating Hormone (FSH) agar dapat
melakukan stimulus terhadap produksi hormon esterogen dan juga progresteron.
Hormon
LH berfungsi untuk merangsang korpus luteum guna menghasilkan hormon
progresteron serta merangsang terjadinya ovulasi. Kadar hormon LH akan
mengalami peningkatan secara drastis di dalam darah dan urine sesaat sebelum
terjadinya ovulasi. LH sendiri nantinya akan memicu pelepasan sel telur yang
telah matang di dalam ovarium menuju tuba fallopi untuk mengalami proses
pembuahan. Apabila tidak dibuahi, sel-sel telur tersebut akan mati dan luruh
bersama dinding rahim pada saat terjadi menstruasi.
Dalam
hal ini FSH ( Follide Stimulating Hormone) berperan untuk merangsang ovulasi
serta merangsang folikel untuk menghasilkan hormon esterogen, dimana hormon FSH
merupakan hormon yang dapat merangsang terjadinya cumulus ekspansi, yaitu
transformasi folikel ovarium pada masa pre-ovulasi tepatnya di fase folikular
siklus menstruasi. Dan setelah proses tersebut selesai, maka akan terbentuk stigma
folikel yang merupakan jalan bagi ovum untuk meninggalkan folikel.
3.
Mengontrol basal gonadotropin
Terjadinya
sekresi LH dan FSH yang dikontrol oleh GnRH adalah merupakan puasat kontrol
masa ovulasi serta masa pubertas tiap-tiap individu. Selain itu, ini juga
mereupakan pusat kontrol bagi basal gonadotrophin, dimana proses sekresi basal
tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal seperti :
·
Episodic
sekretadon (episode sekresi), dimana sekresi FSH dan LH berlangsung secara
bertahap baik pada pria maupun wanita yang pengeluarannya dikontrol oleh GnRH.
·
Positive
Feedback (umpan balik positif). Kondisi ini berlangsung selama masa menstruasi
dimana hormon esterogen memberikan feedback positif bagi GnRH dalam mensekresi
LH dan FSH. Selain itu, peningkatah hormon esterogen yang terjadi selama fase
folikular, menjadi stimulus bagi FSH dan LH setelah pertengahan siklus. Hal
tersebut menjadikan ovum menjadi matang dan terjadilah proses ovulasi yang
berlangsung pada hari ke 10 hingga 12 siklus ovulas, yaitu setelah kadar LH
mencapai puncak serta 24 hingga 36 jam setelah terjadinya puncak
estradiol. Korpus luteum setelah itu akan mengalami involusi yang disebabkan
terjadinya penurunan hormon progresteron dan estradiol setelah hari ke-14. Hal
itulah yang menimbulkan terjadinya menstruasi.